Thiopental Obat Apa? Manfaat, Dosis, Kandungan, dan Efek Sampingnya

Daftar Isi

Thiopental adalah obat anestesi dari golongan barbiturat yang digunakan untuk induksi anestesi umum. Ketahui manfaat, dosis, kandungan, serta efek samping Thiopental di sini.

Thiopental adalah obat anestesi dari golongan barbiturat yang digunakan untuk induksi anestesi umum. Ketahui manfaat, dosis, kandungan, serta efek samping Thiopental di sini.

Apa Itu Thiopental?

Thiopental adalah obat anestesi dari golongan barbiturat yang digunakan untuk induksi anestesi umum sebelum prosedur bedah atau tindakan medis tertentu. Obat ini bekerja dengan cara menekan aktivitas sistem saraf pusat, sehingga menyebabkan pasien kehilangan kesadaran dengan cepat.

Selain sebagai anestesi, Thiopental juga digunakan dalam pengobatan status epileptikus (kejang berkepanjangan) yang tidak merespons obat lain, serta dalam kasus peningkatan tekanan intrakranial untuk melindungi otak dari cedera lebih lanjut.

Thiopental memiliki efek kerja yang cepat, tetapi durasinya relatif singkat. Oleh karena itu, dalam prosedur bedah yang lebih panjang, anestesi tambahan biasanya diperlukan untuk mempertahankan kondisi tidak sadar pasien.

Manfaat Thiopental

Thiopental memiliki berbagai manfaat dalam dunia medis, terutama dalam bidang anestesi dan neurologi. Berikut beberapa manfaat utama Thiopental:

1. Induksi Anestesi Umum

Thiopental digunakan sebagai obat anestesi induksi, yang membuat pasien tidak sadar sebelum diberikan anestesi inhalasi untuk mempertahankan anestesi selama prosedur bedah.

2. Mengatasi Kejang Berulang (Status Epileptikus)

Thiopental dapat digunakan pada pasien dengan status epileptikus, yaitu kondisi kejang yang berkepanjangan dan tidak merespons benzodiazepin atau antikonvulsan lainnya.

3. Menurunkan Tekanan Intrakranial (ICP) pada Cedera Otak

Pada pasien dengan cedera otak traumatis, Thiopental dapat digunakan untuk menurunkan tekanan di dalam otak, sehingga mengurangi risiko kerusakan jaringan otak lebih lanjut.

4. Digunakan dalam Tes Diagnostik Medis (Tes Wada)

Thiopental digunakan dalam tes Wada, yang bertujuan untuk mengevaluasi dominasi otak terhadap fungsi bahasa dan memori, biasanya sebelum operasi epilepsi.

5. Digunakan dalam Sedasi Medis

Thiopental dapat digunakan untuk sedasi dalam perawatan intensif, terutama bagi pasien yang membutuhkan kontrol penuh terhadap kesadaran untuk mencegah komplikasi.

Kandungan Thiopental

Thiopental mengandung bahan aktif Thiopental sodium, yang merupakan barbiturat bertindak cepat dengan sifat hipnotik dan anestesi.

Thiopental biasanya tersedia dalam bentuk:

  • Serbuk Thiopental sodium 500 mg atau 1 gram, yang harus dilarutkan dalam larutan saline atau air steril sebelum digunakan melalui injeksi intravena (IV).

Dosis dan Cara Penggunaan Thiopental

Dosis Thiopental bervariasi tergantung pada tujuan penggunaannya dan kondisi pasien. Berikut adalah panduan dosis yang umum digunakan:

1. Dosis Thiopental untuk Induksi Anestesi Umum

  • Dewasa: 3–5 mg/kg berat badan melalui injeksi intravena (IV) lambat.
  • Anak-anak: 5–7 mg/kg berat badan melalui injeksi intravena (IV) lambat.

2. Dosis Thiopental untuk Status Epileptikus

  • Dosis awal: 3–5 mg/kg berat badan melalui infus intravena, kemudian diikuti dengan dosis pemeliharaan yang disesuaikan berdasarkan respons pasien.

3. Dosis Thiopental untuk Menurunkan Tekanan Intrakranial

  • Dosis awal: 1–2 mg/kg berat badan, kemudian dilanjutkan dengan infus kontinu sesuai kebutuhan pasien.

4. Dosis Thiopental untuk Tes Wada

  • Dosis: 75–150 mg disuntikkan ke arteri karotis untuk mengevaluasi fungsi otak sebelah kanan atau kiri.

Cara Penggunaan yang Benar

  • Thiopental hanya boleh diberikan oleh tenaga medis profesional di rumah sakit atau fasilitas medis yang memiliki alat pemantauan fungsi pernapasan dan jantung.
  • Obat ini diberikan melalui injeksi intravena, biasanya dalam dosis tunggal atau infus bertahap sesuai kebutuhan pasien.
  • Setelah diberikan, pasien harus dalam pemantauan ketat, terutama untuk tanda-tanda depresi pernapasan atau hipotensi.
  • Thiopental tidak boleh digunakan dalam injeksi otot (intramuskular) atau injeksi subkutan, karena dapat menyebabkan iritasi jaringan yang parah.

Efek Samping Thiopental

Meskipun efektif sebagai obat anestesi, Thiopental dapat menyebabkan beberapa efek samping, terutama jika dosisnya tidak terkontrol.

Efek Samping Umum

  • Penurunan tekanan darah (hipotensi).
  • Napas melambat atau depresi pernapasan.
  • Pusing atau mengantuk setelah efek obat mulai berkurang.
  • Mual atau muntah.

Efek Samping yang Jarang Terjadi

  • Reaksi alergi seperti ruam kulit atau gatal-gatal.
  • Sakit kepala setelah pemulihan dari anestesi.
  • Tremor atau gemetar ringan.

Efek Samping Serius (Memerlukan Penanganan Medis Segera)

  • Depresi pernapasan berat, yang dapat menyebabkan gagal napas.
  • Gangguan irama jantung seperti bradikardia atau takikardia.
  • Kejang atau reaksi paradoksikal, meskipun jarang terjadi.
  • Nekrosis jaringan jika obat disuntikkan di luar pembuluh darah (ekstravasasi).

Jika terjadi efek samping serius, tenaga medis harus segera memberikan tindakan resusitasi dan dukungan pernapasan untuk mengatasi komplikasi.

Kontraindikasi dan Peringatan Penggunaan Thiopental

Thiopental tidak boleh digunakan dalam beberapa kondisi berikut:

  1. Pasien dengan gangguan pernapasan berat seperti asma atau penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
  2. Pasien dengan gangguan jantung serius, seperti syok kardiogenik atau gagal jantung berat.
  3. Pasien dengan porfiria, karena Thiopental dapat memperburuk kondisi ini.
  4. Wanita hamil, kecuali dalam situasi darurat, karena dapat berdampak pada janin.
  5. Pasien dengan hipersensitivitas terhadap barbiturat, karena dapat menyebabkan reaksi alergi parah.

Interaksi Obat Thiopental dengan Obat Lain

Thiopental dapat berinteraksi dengan beberapa obat lain, seperti:

  • Obat depresan sistem saraf pusat (opioid, benzodiazepin, alkohol) – Dapat meningkatkan risiko depresi pernapasan.
  • Obat antihipertensi (beta-blocker, ACE inhibitor) – Dapat meningkatkan efek hipotensi.
  • Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) – Bisa meningkatkan risiko efek samping gastrointestinal jika digunakan bersama Thiopental dalam jangka panjang.
  • Obat anestesi lain (Propofol, Ketamin) – Efek anestesi dapat meningkat atau menyebabkan interaksi yang tidak diinginkan.

Jika pasien sedang mengonsumsi obat lain, dokter harus menyesuaikan dosis dan memantau efek samping yang mungkin terjadi.

Kesimpulan

Thiopental adalah obat anestesi dari golongan barbiturat yang digunakan untuk induksi anestesi umum, mengatasi kejang berkepanjangan, menurunkan tekanan intrakranial, dan dalam tes diagnostik seperti Tes Wada. Dengan efek kerja yang cepat tetapi singkat, Thiopental sering digunakan dalam situasi medis darurat.

Meskipun efektif, penggunaannya harus dalam pengawasan ketat tenaga medis karena dapat menyebabkan depresi pernapasan, hipotensi, dan efek samping serius lainnya. Jika Anda memerlukan informasi lebih lanjut mengenai Thiopental, konsultasikan dengan dokter atau tenaga medis yang berpengalaman.