Termorex Obat Apa? Manfaat, Dosis, Kandungan, dan Efek Sampingnya
Termorex adalah obat penurun demam dan pereda nyeri pada anak yang mengandung Paracetamol. Ketahui manfaat, dosis, kandungan, serta efek samping Termorex dalam artikel ini.
Apa Itu Termorex?
Termorex adalah obat yang digunakan untuk menurunkan demam dan meredakan nyeri ringan hingga sedang pada anak-anak. Obat ini mengandung Paracetamol (Acetaminophen) sebagai bahan aktif utama, yang bekerja dengan cara menghambat produksi prostaglandin di otak, sehingga membantu menurunkan suhu tubuh dan mengurangi rasa sakit.
Termorex tersedia dalam beberapa bentuk, seperti sirup, tetes, dan tablet kunyah, yang diformulasikan khusus untuk anak-anak agar lebih mudah dikonsumsi. Obat ini banyak digunakan dalam mengatasi demam akibat infeksi virus atau bakteri, nyeri tumbuh gigi, sakit kepala, dan nyeri setelah imunisasi.
Manfaat Termorex
Termorex memiliki berbagai manfaat, terutama dalam pengobatan demam dan nyeri pada anak-anak. Berikut beberapa manfaat utama dari Termorex:
1. Menurunkan Demam pada Anak
- Termorex membantu menurunkan demam akibat flu, infeksi virus, atau bakteri.
- Dapat digunakan setelah imunisasi untuk mencegah atau mengatasi demam pasca-vaksinasi.
2. Meredakan Nyeri Ringan hingga Sedang
- Termorex efektif untuk meredakan sakit kepala, nyeri otot, atau nyeri akibat flu dan batuk.
- Membantu mengurangi nyeri tumbuh gigi pada bayi dan anak-anak.
3. Mengatasi Nyeri Akibat Radang Tenggorokan
- Termorex dapat membantu mengurangi rasa sakit akibat infeksi tenggorokan, radang amandel, atau batuk berkepanjangan.
4. Mengurangi Nyeri Pascaimunisasi
- Setelah anak mendapatkan vaksin, sering kali muncul demam ringan atau nyeri di area suntikan.
- Termorex bisa digunakan untuk membantu meredakan nyeri dan ketidaknyamanan setelah imunisasi.
Kandungan Termorex
Termorex mengandung Paracetamol (Acetaminophen) sebagai bahan aktif utama, yang memiliki sifat antipiretik (penurun demam) dan analgesik (pereda nyeri).
Termorex tersedia dalam beberapa sediaan, yaitu:
- Termorex Sirup (Paracetamol 120 mg/5 mL) – Untuk anak-anak usia 6 bulan hingga 12 tahun.
- Termorex Drops (Paracetamol 100 mg/mL) – Untuk bayi usia di bawah 2 tahun.
- Termorex Tablet Kunyah (Paracetamol 250 mg) – Untuk anak-anak usia di atas 6 tahun.
Selain Paracetamol, Termorex juga mengandung bahan tambahan seperti:
- Sorbitol – Sebagai pemanis alami dalam sirup dan tetes.
- Propilen glikol – Membantu menjaga kestabilan obat.
- Sodium benzoate – Sebagai pengawet agar sirup tetap aman digunakan.
Dosis dan Cara Penggunaan Termorex
Dosis Termorex harus disesuaikan dengan usia dan berat badan anak. Berikut adalah panduan dosis berdasarkan bentuk sediaannya:
1. Dosis Termorex Sirup (Paracetamol 120 mg/5 mL)
- Bayi 6–12 bulan: 2,5 mL (½ sendok takar), diberikan setiap 4–6 jam.
- Anak 1–2 tahun: 5 mL (1 sendok takar), diberikan setiap 4–6 jam.
- Anak 3–5 tahun: 7,5 mL (1½ sendok takar), diberikan setiap 4–6 jam.
- Anak 6–12 tahun: 10 mL (2 sendok takar), diberikan setiap 4–6 jam.
- Jangan melebihi 4 dosis dalam 24 jam.
2. Dosis Termorex Drops (Paracetamol 100 mg/mL)
- Bayi di bawah 3 bulan: Sesuai anjuran dokter.
- Bayi 3–6 bulan: 0,6 mL, diberikan setiap 4–6 jam.
- Bayi 7–12 bulan: 1,2 mL, diberikan setiap 4–6 jam.
- Jangan melebihi 4 dosis dalam 24 jam.
3. Dosis Termorex Tablet Kunyah (Paracetamol 250 mg)
- Anak 6–12 tahun: 1 tablet setiap 4–6 jam sesuai kebutuhan.
- Maksimal 4 tablet dalam 24 jam.
Cara Penggunaan yang Benar
- Gunakan sendok takar atau pipet tetes untuk dosis sirup dan tetes agar lebih akurat.
- Berikan setelah makan untuk menghindari iritasi lambung.
- Hindari memberikan Paracetamol bersamaan dengan obat lain yang juga mengandung Paracetamol, karena dapat meningkatkan risiko overdosis.
- Jika demam tidak membaik dalam 3 hari, segera konsultasikan dengan dokter.
Efek Samping Termorex
Meskipun umumnya aman, Termorex dapat menyebabkan beberapa efek samping, terutama jika dikonsumsi dalam dosis berlebihan.
Efek Samping Umum
- Mual atau muntah ringan.
- Gangguan pencernaan ringan seperti sakit perut.
- Ruam kulit ringan akibat reaksi alergi.
Efek Samping yang Jarang Terjadi
- Pusing atau lemas.
- Nafsu makan berkurang.
- Gangguan tidur (insomnia atau kantuk berlebihan).
Efek Samping Serius (Memerlukan Penanganan Medis Segera)
- Kerusakan hati (Hepatotoksisitas) – Jika dikonsumsi dalam dosis tinggi atau dalam waktu lama. Ditandai dengan kulit menguning (jaundice), nyeri perut bagian atas, dan urine berwarna gelap.
- Reaksi alergi berat (Anafilaksis) – Ditandai dengan kesulitan bernapas, pembengkakan wajah, dan ruam kulit parah.
- Overdosis Paracetamol – Gejala awal overdosis meliputi mual parah, muntah, kehilangan kesadaran, dan dapat menyebabkan gagal hati jika tidak segera ditangani.
Jika mengalami efek samping serius, segera hentikan penggunaan dan hubungi dokter.
Kontraindikasi dan Peringatan Penggunaan Termorex
Termorex tidak boleh digunakan dalam beberapa kondisi berikut:
- Anak dengan alergi terhadap Paracetamol atau komponen lain dalam Termorex.
- Anak dengan gangguan hati atau ginjal berat, karena dapat memperburuk kondisi.
- Anak yang sedang mengonsumsi obat lain yang mengandung Paracetamol, untuk menghindari overdosis.
- Jangan digunakan lebih dari 3 hari tanpa konsultasi dokter jika demam tidak membaik.
Interaksi Obat Termorex dengan Obat Lain
Termorex dapat berinteraksi dengan beberapa obat lain, seperti:
- Obat anti kejang (Fenitoin, Karbamazepin) – Dapat meningkatkan risiko kerusakan hati jika digunakan bersamaan.
- Obat pengencer darah (Warfarin) – Penggunaan jangka panjang dapat meningkatkan risiko perdarahan.
- Alkohol atau obat hepatotoksik lain – Dapat meningkatkan risiko kerusakan hati.
Jika anak sedang mengonsumsi obat lain, konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan Termorex.
Kesimpulan
Termorex adalah obat penurun demam dan pereda nyeri yang mengandung Paracetamol, dan aman digunakan pada anak-anak jika diberikan sesuai dosis yang dianjurkan.
Obat ini efektif dalam mengatasi demam, nyeri akibat flu, sakit kepala, nyeri tumbuh gigi, serta nyeri pascavaksinasi. Meskipun relatif aman, penggunaannya harus diperhatikan agar tidak melebihi dosis yang dianjurkan untuk menghindari risiko efek samping, terutama kerusakan hati akibat overdosis. Jika gejala tidak membaik dalam 3 hari, segera konsultasikan dengan dokter.