Terbutaline Obat Apa? Manfaat, Dosis, Kandungan, dan Efek Sampingnya

Daftar Isi

Terbutaline adalah obat bronkodilator yang digunakan untuk mengatasi asma, bronkitis kronis, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Ketahui manfaat, dosis, kandungan, serta efek samping Terbutaline di sini.

Terbutaline adalah obat bronkodilator yang digunakan untuk mengatasi asma, bronkitis kronis, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Ketahui manfaat, dosis, kandungan, serta efek samping Terbutaline di sini.

Apa Itu Terbutaline?

Terbutaline adalah obat bronkodilator dari golongan beta-2 agonis yang digunakan untuk meredakan sesak napas akibat asma, bronkitis kronis, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Obat ini bekerja dengan melebarkan saluran napas (bronkus) di paru-paru, sehingga memudahkan pasien untuk bernapas lebih lega.

Terbutaline tersedia dalam berbagai bentuk sediaan, seperti tablet, sirup, inhaler, dan injeksi, yang digunakan sesuai dengan kondisi pasien. Selain untuk gangguan pernapasan, Terbutaline juga kadang digunakan dalam dunia medis untuk mencegah persalinan prematur, karena memiliki efek relaksan pada otot rahim.

Manfaat Terbutaline

Terbutaline digunakan untuk berbagai kondisi medis yang berkaitan dengan gangguan pernapasan dan relaksasi otot polos. Berikut adalah beberapa manfaat utama Terbutaline:

1. Mengatasi Asma Bronkial

  • Terbutaline membantu melebarkan saluran napas yang menyempit akibat reaksi alergi atau peradangan, sehingga dapat meredakan serangan asma akut.

2. Meredakan Bronkitis Kronis

  • Pada pasien dengan bronkitis kronis, Terbutaline membantu meredakan gejala seperti batuk berkepanjangan, produksi lendir berlebihan, dan kesulitan bernapas.

3. Mengatasi Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)

  • Terbutaline digunakan untuk membantu pasien PPOK bernapas lebih lega, terutama saat mengalami eksaserbasi atau perburukan gejala.

4. Mencegah Persalinan Prematur (Tokolitik)

  • Dalam beberapa kasus, Terbutaline digunakan untuk mengendurkan otot rahim (miometrium) dan mencegah kontraksi dini, sehingga membantu menunda kelahiran prematur.

5. Membantu Penderita Emfisema

  • Terbutaline dapat digunakan untuk meredakan sesak napas pada pasien dengan emfisema, yaitu kondisi di mana alveoli paru-paru mengalami kerusakan.

Kandungan Terbutaline

Bahan aktif utama dalam obat ini adalah Terbutaline Sulfate, yang merupakan beta-2 agonis dengan efek bronkodilator dan relaksan otot polos.

Terbutaline tersedia dalam berbagai bentuk sediaan, antara lain:

  • Tablet Terbutaline 2,5 mg dan 5 mg
  • Sirup Terbutaline 1,5 mg/5 mL
  • Inhaler dosis terukur (MDI - Metered Dose Inhaler)
  • Injeksi Terbutaline 0,5 mg/mL (subkutan atau intravena, untuk kondisi darurat)

Selain bahan aktifnya, Terbutaline juga mengandung bahan tambahan seperti:

  • Laktosa monohidrat – Sebagai pengisi tablet.
  • Sodium benzoate – Sebagai pengawet dalam sirup.
  • Ethanol atau HFA (hydrofluoroalkane) – Sebagai propelan dalam inhaler.

Dosis dan Cara Penggunaan Terbutaline

Dosis Terbutaline disesuaikan dengan usia, kondisi medis, serta tingkat keparahan gejala. Berikut adalah panduan dosis yang umum digunakan:

1. Dosis Terbutaline untuk Asma dan PPOK

Tablet atau Sirup

  • Dewasa:
    • 2,5–5 mg, 3 kali sehari.
  • Anak-anak 6–12 tahun:
    • 1,25–2,5 mg, 3 kali sehari.
  • Anak-anak 2–6 tahun:
    • 0,05 mg/kg berat badan, 3 kali sehari.

Inhaler (MDI - Metered Dose Inhaler)

  • Dewasa dan anak di atas 6 tahun:
    • 1–2 inhalasi (dosis 250 mcg per inhalasi), setiap 4–6 jam sesuai kebutuhan.

Injeksi (Digunakan dalam kondisi darurat seperti serangan asma berat)

  • Dewasa:
    • 0,25 mg disuntikkan secara subkutan setiap 20 menit jika diperlukan, hingga maksimal 3 dosis dalam 1 jam.

2. Dosis Terbutaline untuk Mencegah Persalinan Prematur (Tokolitik)

  • Injeksi intravena (IV):
    • 2,5–10 mcg per menit, ditingkatkan bertahap sesuai respons pasien.
  • Tablet atau sirup:
    • 2,5–5 mg, 3 kali sehari, setelah terapi injeksi dihentikan.

Cara Penggunaan yang Benar

  • Tablet dan sirup:
    • Dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan, dengan segelas air putih.
  • Inhaler:
    • Kocok inhaler sebelum digunakan.
    • Hirup dalam-dalam saat menekan inhaler, lalu tahan napas selama beberapa detik sebelum menghembuskan udara.
    • Jangan gunakan lebih dari 4 kali dalam sehari tanpa anjuran dokter.
  • Injeksi:
    • Hanya diberikan oleh tenaga medis dalam situasi darurat atau di rumah sakit.

Efek Samping Terbutaline

Meskipun efektif, Terbutaline dapat menyebabkan beberapa efek samping ringan hingga serius, terutama jika dikonsumsi dalam dosis tinggi atau digunakan berlebihan.

Efek Samping Umum

  • Tremor (gemetar pada tangan)
  • Jantung berdebar (palpitasi)
  • Sakit kepala ringan
  • Pusing atau mual
  • Insomnia atau sulit tidur

Efek Samping yang Jarang Terjadi

  • Hipokalemia (penurunan kadar kalium dalam darah)
  • Peningkatan tekanan darah
  • Mulut kering atau iritasi tenggorokan

Efek Samping Serius (Memerlukan Penanganan Medis Segera)

  • Gangguan irama jantung (aritmia) – Ditandai dengan detak jantung tidak teratur.
  • Reaksi alergi berat (anafilaksis) – Ditandai dengan kesulitan bernapas, pembengkakan wajah, dan ruam kulit parah.
  • Nyeri dada atau tekanan di dada – Bisa menjadi tanda efek kardiovaskular serius.

Jika mengalami efek samping serius, segera hentikan penggunaan dan hubungi dokter.

Kontraindikasi dan Peringatan Penggunaan Terbutaline

Terbutaline tidak boleh digunakan dalam beberapa kondisi berikut:

  1. Pasien dengan gangguan jantung berat, seperti aritmia atau riwayat serangan jantung.
  2. Pasien dengan hipertensi yang tidak terkontrol.
  3. Wanita hamil dengan kondisi medis tertentu, kecuali dengan pengawasan dokter.
  4. Pasien dengan hipertiroidisme, karena dapat memperburuk gejala seperti jantung berdebar.
  5. Pasien dengan diabetes yang tidak terkontrol, karena dapat meningkatkan kadar gula darah.

Interaksi Obat Terbutaline dengan Obat Lain

Terbutaline dapat berinteraksi dengan beberapa obat lain, seperti:

  • Obat beta-blocker (Propranolol, Atenolol) – Dapat mengurangi efektivitas Terbutaline.
  • Diuretik atau kortikosteroid – Dapat meningkatkan risiko hipokalemia.
  • Obat antidepresan MAOI dan TCA – Dapat meningkatkan risiko efek samping jantung.

Jika sedang mengonsumsi obat lain, konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan Terbutaline.

Beli Disini

Kesimpulan

Terbutaline adalah obat bronkodilator yang digunakan untuk mengatasi asma, bronkitis kronis, PPOK, serta mencegah persalinan prematur.

Meskipun efektif dalam melebarkan saluran napas, penggunaannya harus sesuai dengan dosis yang dianjurkan dokter, karena dapat menyebabkan efek samping seperti jantung berdebar, tremor, atau gangguan irama jantung. Jika mengalami efek samping serius, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.