Rubella: Penyebab, Gejala, Penularan, Diagnosis, Pengobatan, dan Pencegahan

Daftar Isi
Rubella, infeksi virus yang dapat menyebabkan komplikasi serius pada ibu hamil dan janin. Temukan informasi lengkap tentang penyebab, gejala, penularan, diagnosis, pengobatan, serta pencegahannya.

Rubella, infeksi virus yang dapat menyebabkan komplikasi serius pada ibu hamil dan janin. Temukan informasi lengkap tentang penyebab, gejala, penularan, diagnosis, pengobatan, serta pencegahannya.

Rubella, atau dikenal sebagai campak Jerman, adalah infeksi virus yang menyebabkan ruam merah pada kulit dan dapat disertai dengan demam ringan serta pembengkakan kelenjar getah bening. Meskipun umumnya ringan pada anak-anak dan orang dewasa, rubella sangat berbahaya bagi ibu hamil karena dapat menyebabkan sindrom rubella kongenital (congenital rubella syndrome/CRS) yang berisiko menyebabkan kecacatan bawaan pada bayi.

Karena rubella sangat menular, memahami penyakit ini sangat penting untuk melindungi diri sendiri dan orang lain, terutama ibu hamil dan bayi dalam kandungan.

Penyebab Rubella

Rubella disebabkan oleh virus rubella, yang menyebar melalui udara dan kontak langsung dengan penderita. Virus ini menyerang sistem pernapasan dan menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Setelah seseorang terinfeksi, virus akan berkembang biak di dalam tubuh dan menyebabkan gejala dalam waktu 14–21 hari setelah paparan.

Gejala Rubella

Gejala rubella biasanya ringan dan sering kali tidak disadari, terutama pada anak-anak dan orang dewasa muda. Namun, pada ibu hamil, infeksi rubella dapat berdampak serius pada janin.

Gejala Rubella pada Anak dan Orang Dewasa

  • Ruam merah yang biasanya dimulai dari wajah dan menyebar ke seluruh tubuh
  • Demam ringan hingga sedang
  • Pembengkakan kelenjar getah bening, terutama di belakang telinga dan leher
  • Nyeri sendi, terutama pada wanita dewasa
  • Sakit kepala dan kelelahan
  • Mata merah (konjungtivitis ringan)

Gejala rubella biasanya berlangsung 3–7 hari, dan setelah sembuh, penderita akan memiliki kekebalan seumur hidup terhadap virus ini.

Rubella pada Ibu Hamil dan Sindrom Rubella Kongenital (CRS)

Jika seorang ibu hamil terinfeksi rubella, terutama dalam 12 minggu pertama kehamilan, janin berisiko tinggi mengalami sindrom rubella kongenital (CRS). Kondisi ini dapat menyebabkan:

  • Kebutaan akibat katarak bawaan
  • Gangguan pendengaran (tuli)
  • Kelainan jantung bawaan
  • Pertumbuhan janin terhambat
  • Keterlambatan perkembangan otak dan mental
  • Cacat lahir lainnya seperti kelainan tulang dan hati

Semakin awal dalam kehamilan ibu terinfeksi rubella, semakin tinggi risiko bayi mengalami CRS. Oleh karena itu, pencegahan rubella pada ibu hamil sangat penting.

Penularan Rubella

Rubella sangat menular dan dapat menyebar dengan mudah melalui:

  1. Percikan air liur (droplet) saat penderita batuk atau bersin.
  2. Kontak langsung dengan penderita, seperti berbagi alat makan atau berdekatan dalam ruangan tertutup.
  3. Dari ibu ke janin melalui plasenta, yang berisiko menyebabkan sindrom rubella kongenital (CRS).

Seseorang yang terinfeksi rubella bisa menularkan virus 1 minggu sebelum ruam muncul hingga 1 minggu setelah ruam hilang. Oleh karena itu, penderita rubella harus diisolasi untuk mencegah penyebaran virus ke orang lain, terutama ibu hamil.

Diagnosis Rubella

Dokter akan mendiagnosis rubella berdasarkan gejala klinis dan hasil tes laboratorium. Beberapa metode diagnosis yang umum digunakan:

  1. Pemeriksaan Fisik

    • Dokter akan melihat ruam merah khas rubella dan memeriksa pembengkakan kelenjar getah bening.
  2. Tes Darah

    • Tes antibodi IgM rubella: Digunakan untuk mendeteksi infeksi akut.
    • Tes antibodi IgG rubella: Digunakan untuk menentukan apakah seseorang sudah memiliki kekebalan terhadap rubella, baik dari infeksi sebelumnya atau vaksinasi.
  3. Tes PCR (Polymerase Chain Reaction)

    • Digunakan untuk mendeteksi keberadaan virus rubella dalam darah atau air liur, terutama pada ibu hamil dan bayi yang dicurigai mengalami CRS.

Pengobatan Rubella

Tidak ada pengobatan khusus untuk rubella, karena infeksi ini biasanya sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari. Namun, beberapa langkah dapat dilakukan untuk membantu mengurangi gejala:

  • Istirahat yang cukup agar tubuh dapat melawan infeksi.
  • Mengonsumsi banyak cairan untuk mencegah dehidrasi.
  • Menggunakan obat pereda demam seperti parasetamol atau ibuprofen untuk mengurangi demam dan nyeri sendi.
  • Mengisolasi diri selama minimal 7 hari setelah munculnya ruam untuk mencegah penularan ke orang lain, terutama ibu hamil.

Pada bayi yang lahir dengan sindrom rubella kongenital (CRS), perawatan medis akan difokuskan pada penanganan komplikasi yang terjadi, seperti operasi jantung bawaan atau terapi untuk gangguan pendengaran dan penglihatan.

Pencegahan Rubella

Cara terbaik untuk mencegah rubella adalah dengan mendapatkan vaksin rubella, yang biasanya diberikan dalam bentuk vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella).

1. Vaksinasi MMR

  • Vaksin MMR diberikan dalam dua dosis, yaitu:
    • Dosis pertama: Usia 9 bulan hingga 1 tahun.
    • Dosis kedua: Usia 4–6 tahun.
  • Orang dewasa yang belum pernah divaksin disarankan untuk mendapatkan satu dosis vaksin MMR untuk melindungi diri dari rubella.

2. Vaksinasi Sebelum Kehamilan

  • Wanita yang berencana hamil harus melakukan tes kekebalan terhadap rubella. Jika belum memiliki antibodi, vaksinasi harus diberikan setidaknya satu bulan sebelum kehamilan.
  • Vaksin MMR tidak boleh diberikan saat hamil, karena dapat membahayakan janin.

3. Menghindari Kontak dengan Penderita Rubella

  • Jika seseorang mengalami gejala rubella, sebaiknya tidak berinteraksi dengan ibu hamil dan anak-anak yang belum divaksin.
  • Ibu hamil harus berhati-hati terhadap lingkungan tempatnya beraktivitas, terutama jika ada wabah rubella.

4. Menjaga Kebersihan

  • Mencuci tangan dengan sabun secara rutin untuk mengurangi risiko penularan virus.
  • Menggunakan masker jika sedang sakit atau berada di tempat umum untuk mengurangi penyebaran penyakit.

Kesimpulan

Rubella adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus rubella dan dapat menyebabkan komplikasi serius jika menyerang ibu hamil. Meskipun gejala rubella ringan pada anak-anak dan orang dewasa, infeksi ini sangat berbahaya bagi janin, karena dapat menyebabkan sindrom rubella kongenital (CRS) yang berisiko menimbulkan cacat bawaan.

Karena rubella sangat menular, vaksinasi MMR adalah cara paling efektif untuk mencegah infeksi ini. Wanita yang berencana hamil harus memastikan bahwa mereka sudah memiliki kekebalan terhadap rubella untuk mencegah risiko infeksi selama kehamilan.

Dengan menerapkan langkah pencegahan yang tepat, seperti vaksinasi, menjaga kebersihan, dan menghindari kontak dengan penderita rubella, penyebaran penyakit ini dapat dikurangi dan risiko komplikasi serius dapat dicegah.