Vasa Previa: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, dan Pencegahannya
Vasa previa adalah kondisi langka tetapi serius dalam kehamilan di mana pembuluh darah janin berada di dekat atau menutupi serviks tanpa terlindungi oleh tali pusat atau plasenta. Dalam kondisi normal, pembuluh darah janin seharusnya terlindungi di dalam tali pusat dan terhubung dengan plasenta. Namun, pada vasa previa, pembuluh darah ini melewati selaput ketuban dan rentan terhadap ruptur (pecah), yang dapat menyebabkan perdarahan berat saat persalinan dan mengancam nyawa bayi.
Meskipun vasa previa jarang terjadi, kondisi ini memerlukan perhatian medis yang serius. Tanpa deteksi dini dan intervensi yang tepat, bayi bisa mengalami kehilangan darah yang cepat saat ketuban pecah, menyebabkan hipoksia (kekurangan oksigen) atau bahkan kematian janin.
Karena vasa previa sering kali tidak menunjukkan gejala yang jelas sebelum persalinan, pemantauan rutin selama kehamilan menjadi kunci utama dalam mencegah komplikasi.
Penyebab Vasa Previa
Penyebab pasti vasa previa belum sepenuhnya diketahui, tetapi beberapa kondisi yang meningkatkan risiko terjadinya vasa previa antara lain:
1. Plasenta Bilobed atau Plasenta Sirkumvalata
- Plasenta bilobed adalah kondisi di mana plasenta terbagi menjadi dua lobus yang terpisah tetapi masih terhubung oleh pembuluh darah janin.
- Plasenta sirkumvalata adalah kelainan plasenta yang menyebabkan bentuk plasenta tidak normal dan dapat meningkatkan risiko vasa previa.
2. Plasenta Previa
- Plasenta previa adalah kondisi di mana plasenta menutupi serviks sebagian atau seluruhnya. Pada beberapa kasus, plasenta previa dapat menyebabkan pembuluh darah janin berada di dekat atau menutupi serviks, yang meningkatkan risiko vasa previa.
3. Tali Pusat Velamentosa
- Tali pusat velamentosa adalah kondisi di mana pembuluh darah janin tidak terlindungi oleh tali pusat tetapi menyebar langsung di dalam selaput ketuban sebelum mencapai plasenta. Kondisi ini sering dikaitkan dengan vasa previa.
4. Kehamilan Kembar
- Pada kehamilan kembar, terutama jika ada pembagian plasenta, risiko vasa previa meningkat karena pembuluh darah janin dari kedua bayi bisa melewati serviks.
5. Prosedur Reproduksi Buatan (IVF)
- Wanita yang hamil melalui fertilisasi in vitro (IVF) memiliki risiko lebih tinggi mengalami vasa previa, kemungkinan karena implantasi plasenta yang tidak normal.
Gejala Vasa Previa
Vasa previa sering kali tidak menimbulkan gejala sebelum persalinan. Namun, dalam beberapa kasus, ibu hamil mungkin mengalami tanda-tanda berikut:
- Perdarahan vagina tanpa nyeri, terutama pada trimester ketiga.
- Denyut jantung janin tidak stabil, yang dapat terdeteksi saat pemeriksaan dokter.
- Ketuban pecah lebih awal, diikuti dengan perdarahan berat.
Jika vasa previa tidak terdiagnosis sebelum persalinan, kondisi ini bisa menyebabkan kehilangan darah yang cepat pada bayi, yang berpotensi mengancam nyawa. Oleh karena itu, diagnosis dini sangat penting untuk menghindari komplikasi serius.
Cara Mendiagnosis Vasa Previa
Karena vasa previa sering kali tidak menunjukkan gejala sebelum persalinan, deteksi dini sangat bergantung pada pemeriksaan kehamilan rutin. Beberapa metode yang digunakan untuk mendiagnosis vasa previa meliputi:
1. USG Doppler
- USG Doppler adalah pemeriksaan utama untuk mendeteksi vasa previa. Dengan menggunakan teknologi ini, dokter dapat melihat aliran darah dalam pembuluh darah janin yang tidak terlindungi.
2. USG Transvaginal
- Jika dokter mencurigai adanya vasa previa, USG transvaginal dapat memberikan gambaran lebih jelas tentang posisi pembuluh darah janin dan plasenta.
3. Pemantauan Detak Jantung Janin
- Jika ditemukan pola detak jantung janin yang tidak stabil, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mencari kemungkinan vasa previa.
Karena vasa previa merupakan kondisi yang berbahaya jika tidak terdiagnosis sebelum persalinan, semua ibu hamil dengan faktor risiko tinggi disarankan untuk menjalani USG doppler sejak awal kehamilan.
Cara Mengobati Vasa Previa
Pengobatan vasa previa bergantung pada diagnosis dini dan manajemen kehamilan yang tepat. Jika vasa previa terdeteksi selama kehamilan, dokter akan merencanakan persalinan yang aman untuk mengurangi risiko perdarahan dan komplikasi lainnya.
1. Pemantauan Ketat Selama Kehamilan
- Ibu hamil dengan vasa previa biasanya diminta untuk menjalani pemeriksaan rutin dengan USG doppler untuk memantau kondisi pembuluh darah janin.
- Jika tidak ada perdarahan atau komplikasi, dokter akan menyarankan pembatasan aktivitas fisik dan istirahat yang cukup.
2. Rawat Inap Sebelum Persalinan
- Pada kasus vasa previa yang berisiko tinggi, ibu hamil mungkin harus menjalani rawat inap mulai dari usia kehamilan 30-32 minggu untuk pemantauan ketat.
3. Persalinan dengan Operasi Caesar
- Operasi caesar elektif biasanya dilakukan pada usia kehamilan 34-36 minggu sebelum ketuban pecah secara alami.
- Persalinan normal tidak disarankan untuk vasa previa karena risiko perdarahan berat sangat tinggi.
4. Transfusi Darah Jika Diperlukan
- Jika terjadi perdarahan berat, transfusi darah mungkin diperlukan untuk menyelamatkan ibu dan bayi.
Dengan diagnosis dan manajemen yang tepat, sebagian besar bayi yang lahir dengan vasa previa dapat bertahan hidup dan berkembang dengan baik.
Cara Mencegah Vasa Previa
Meskipun vasa previa tidak selalu dapat dicegah, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko atau mendeteksinya lebih awal:
- Melakukan pemeriksaan kehamilan rutin, terutama bagi ibu dengan faktor risiko tinggi.
- Menjalani USG doppler sejak awal kehamilan, terutama jika ada riwayat plasenta previa, kehamilan kembar, atau IVF.
- Menghindari aktivitas berisiko tinggi, seperti olahraga berat, jika vasa previa sudah terdiagnosis.
- Berkonsultasi dengan dokter kandungan mengenai rencana persalinan yang aman.
Q&A Seputar Vasa Previa
1. Apakah Vasa Previa Bisa Hilang dengan Sendirinya?
Tidak. Jika vasa previa sudah terdiagnosis, kondisi ini tidak akan membaik sendiri dan memerlukan pemantauan ketat serta persalinan dengan operasi caesar.
2. Seberapa Berbahaya Vasa Previa?
Vasa previa sangat berbahaya jika tidak terdeteksi sebelum persalinan. Jika ketuban pecah sebelum bayi lahir dengan aman melalui operasi caesar, pembuluh darah janin bisa pecah, menyebabkan kehilangan darah yang cepat dan membahayakan nyawa bayi.
3. Bagaimana Peluang Bayi Bertahan dengan Vasa Previa?
Jika vasa previa terdeteksi dan dikelola dengan baik, lebih dari 95% bayi dapat bertahan hidup dengan persalinan caesar yang terjadwal sebelum ketuban pecah.
4. Apakah Vasa Previa Bisa Terjadi Kembali di Kehamilan Berikutnya?
Ya, ibu yang pernah mengalami vasa previa memiliki risiko lebih tinggi mengalami kondisi yang sama pada kehamilan berikutnya. Oleh karena itu, pemantauan dini sangat disarankan.
Jika Anda sedang hamil dan memiliki faktor risiko vasa previa, segera konsultasikan dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut guna memastikan kehamilan yang aman dan sehat.