Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kanker Ginjal

Kanker ginjal adalah kondisi medis di mana sel-sel abnormal di ginjal tumbuh secara tidak terkendali, membentuk tumor atau massa. Penyakit ini dapat terjadi pada salah satu atau kedua ginjal dan sering kali berkembang tanpa gejala pada tahap awal. Ginjal sendiri adalah organ vital berbentuk kacang yang berfungsi untuk menyaring limbah dari darah dan mengatur keseimbangan cairan serta elektrolit dalam tubuh.

Jenis kanker ginjal yang paling umum adalah renal cell carcinoma (karsinoma sel ginjal), yang dimulai dari lapisan tubulus ginjal. Selain itu, terdapat jenis lain seperti urothelial carcinoma, sarkoma ginjal, dan tumor Wilms yang biasanya terjadi pada anak-anak.

Penyebab Kanker Ginjal 

Penyebab utama kanker ginjal adalah mutasi genetik pada sel-sel ginjal yang menyebabkan pertumbuhan sel abnormal secara tidak terkendali. Namun, penyebab pasti mutasi ini belum diketahui. Ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena kanker ginjal, di antaranya:
  • Merokok: Kebiasaan merokok meningkatkan risiko kanker ginjal, terutama jika dilakukan dalam jangka waktu lama.
  • Obesitas: Kelebihan berat badan dapat memengaruhi keseimbangan hormon tubuh, yang berkontribusi pada perkembangan kanker.
  • Hipertensi (tekanan darah tinggi): Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol berkaitan dengan peningkatan risiko kanker ginjal.
  • Riwayat keluarga: Memiliki anggota keluarga dengan riwayat kanker ginjal meningkatkan risiko terkena penyakit ini.
  • Usia dan jenis kelamin: Kanker ginjal lebih sering terjadi pada pria dan individu berusia di atas 50 tahun.
  • Paparan bahan kimia berbahaya: Paparan zat seperti trikloroetilen, asbes, atau kadmium dapat meningkatkan risiko.
  • Penyakit ginjal kronis: Kondisi seperti gagal ginjal kronis, terutama jika menjalani cuci darah jangka panjang, juga menjadi faktor risiko.
  • Faktor genetik: Beberapa sindrom bawaan seperti Von Hippel-Lindau atau mutasi genetik tertentu dapat meningkatkan risiko kanker ginjal.
Faktor-faktor ini tidak secara langsung menyebabkan kanker ginjal tetapi dapat memperbesar kemungkinan terjadinya mutasi genetik yang memicu penyakit tersebut

Faktor Risiko Kanker Ginjal 

Dampak terkena kanker ginjal dapat dirasakan pada berbagai aspek, baik fisik, psikologis, maupun sosial. Berikut adalah penjelasan mengenai dampak-dampak tersebut:

Dampak Fisik

  1. Gangguan Sistem Kemih:
    • Hematuria (kencing berdarah) yang sering menjadi gejala awal.
    • Penurunan fungsi ginjal hingga gagal ginjal, terutama jika kanker berkembang parah.
    • Kesulitan buang air kecil atau anuria pada kasus lanjut.
  2. Gejala Sistemik:
    • Penurunan berat badan drastis tanpa sebab yang jelas.
    • Kelelahan kronis akibat anemia atau gangguan metabolisme.
    • Nyeri punggung atau pinggang yang terus-menerus, sering kali di sisi ginjal yang terkena.
  3. Penyebaran Kanker (Metastasis):
    • Jika kanker menyebar ke organ lain, seperti paru-paru, hati, atau tulang, dapat menyebabkan komplikasi serius seperti sesak napas, nyeri tulang, atau gangguan hati.
  4. Gangguan Metabolik:
    • Hiperkalsemia (kadar kalsium tinggi dalam darah) yang dapat menyebabkan mual, muntah, kebingungan, hingga koma.

Dampak Psikologis

  1. Stres dan Depresi:
    • Diagnosis kanker sering kali memicu stres emosional dan depresi karena kekhawatiran terhadap prognosis dan pengobatan.
  2. Kecemasan:
    • Perasaan takut akan kematian atau ketidakpastian masa depan dapat memengaruhi kesehatan mental.
  3. Penurunan Kualitas Hidup:
    • Rasa sakit dan efek samping pengobatan dapat membatasi aktivitas sehari-hari dan menurunkan kualitas hidup.

Dampak Sosial

  1. Isolasi Sosial:
    • Penderita mungkin merasa terisolasi karena perubahan fisik atau keterbatasan aktivitas akibat penyakitnya.
  2. Beban Finansial:
    • Biaya pengobatan kanker yang tinggi dapat menjadi beban ekonomi bagi penderita dan keluarganya.
  3. Gangguan Hubungan:
    • Penyakit ini dapat memengaruhi hubungan dengan keluarga atau teman karena perubahan prioritas dan kebutuhan perawatan intensif.

Efek Samping Pengobatan

  • Operasi, kemoterapi, atau radioterapi dapat menimbulkan efek samping seperti nyeri pascaoperasi, mual, muntah, rambut rontok, kelelahan ekstrem, hingga penurunan daya tahan tubuh.
Dampak-dampak ini menunjukkan bahwa kanker ginjal tidak hanya memengaruhi kesehatan fisik tetapi juga berdampak luas pada aspek mental dan sosial penderita. Dukungan medis dan emosional sangat penting untuk membantu pasien menghadapi tantangan ini

Gejala Kanker Ginjal 

Gejala kanker ginjal sering kali tidak muncul pada stadium awal, sehingga kerap terlambat terdeteksi. Saat kanker berkembang atau memasuki stadium lanjut, beberapa gejala umum yang dapat terjadi meliputi:

Gejala Utama

  1. Hematuria (darah dalam urine)
    Warna urine berubah menjadi kemerahan, merah muda, atau kecokelatan akibat adanya darah. Kondisi ini bisa muncul dan hilang secara tidak teratur.
  2. Nyeri punggung bawah atau pinggang
    Rasa nyeri biasanya terjadi di satu sisi tubuh, terasa tumpul atau tajam, dan menetap tanpa penyebab jelas seperti cedera.
  3. Benjolan di area pinggang atau perut
    Benjolan teraba di sekitar ginjal yang terkena kanker, biasanya disertai rasa tidak nyaman saat ditekan.
  4. Penurunan berat badan drastis
    Berkurangnya berat badan secara signifikan tanpa perubahan pola makan atau olahraga.
  5. Kelelahan ekstrem
    Tubuh terasa lemas terus-menerus akibat anemia atau gangguan metabolisme.

Gejala Tambahan

  • Demam berkepanjangan
    Suhu tubuh meningkat tanpa infeksi yang jelas dan sulit turun meski minum obat penurun panas.
  • Berkeringat di malam hari
    Keringat berlebihan saat tidur malam, sering mengganggu istirahat.
  • Hilang nafsu makan
    Keengganan makan disertai mual atau muntah.
  • Anemia
    Kulit pucat, mudah lelah, dan sesak napas akibat rendahnya sel darah merah.
  • Pembengkakan di kaki atau pergelangan tangan
    Akibat gangguan fungsi ginjal dalam mengatur cairan tubuh.

Gejala saat Kanker Menyebar (Metastasis)

  • Sesak napas atau batuk berdarah jika menyebar ke paru-paru.
  • Nyeri tulang atau patah tulang spontan jika metastasis ke tulang.
  • Sakit kepala atau gangguan neurologis jika mencapai otak.
  • Gangguan fungsi hati seperti kuning pada kulit atau mata.

Penting untuk Diperhatikan

Kanker ginjal stadium awal sering kali asimtomatik, sehingga pemeriksaan kesehatan rutin disarankan bagi kelompok berisiko tinggi (perokok, obesitas, riwayat keluarga). Jika mengalami gejala-gejala di atas secara persisten, segera konsultasikan ke dokter untuk evaluasi lebih lanjut. Deteksi dini meningkatkan peluang keberhasilan pengobatan

Diagnosis Kanker Ginjal

Diagnosis kanker ginjal dilakukan melalui serangkaian pemeriksaan medis untuk memastikan keberadaan tumor, menentukan jenis sel kanker, serta menilai stadium penyakit. Proses ini melibatkan tahapan berikut:

1. Pemeriksaan Awal

  • Anamnesis dan pemeriksaan fisik:
    Dokter menanyakan riwayat gejala (seperti hematuria, nyeri pinggang, atau penurunan berat badan), faktor risiko (merokok, obesitas, riwayat keluarga), dan melakukan palpasi untuk mendeteksi benjolan di area perut atau pinggang.

2. Pemeriksaan Laboratorium

  • Urinalisis:
    Mendeteksi darah dalam urine (hematuria) meski tidak terlihat secara visual.
  • Tes darah:
    • Memeriksa fungsi ginjal (kadar kreatinin dan urea).
    • Menilai anemia atau kelainan sel darah lainnya.
    • Mengukur penanda tumor seperti lactic dehydrogenase (LDH) yang mungkin meningkat pada kanker ginjal.

3. Pencitraan Medis

  • Ultrasonografi (USG):
    Menggunakan gelombang suara untuk membedakan massa padat (tumor) dari kista berisi cairan.
  • CT Scan:
    Metode utama untuk memvisualisasi ukuran, lokasi, dan karakteristik tumor. Dapat mendeteksi penyebaran ke pembuluh darah atau organ sekitar.
  • MRI:
    Digunakan jika hasil CT scan kurang jelas atau untuk mengevaluasi metastasis ke sumsum tulang/otak.
  • Radionuklida:
    Menilai fungsi ginjal dan morfologi organ melalui teknik pencitraan khusus.

4. Biopsi

  • Pengambilan sampel jaringan tumor dengan jarum halus untuk analisis histopatologi.
  • Biopsi tidak selalu diperlukan jika pencitraan (CT/MRI) sudah menunjukkan ciri khas keganasan.

5. Penentuan Stadium

Setelah diagnosis kanker ginjal dikonfirmasi, dilakukan pemindaian lanjutan (PET-CT atau MRI) untuk menilai:
  • Ukuran tumor (Tumor/T).
  • Keterlibatan kelenjar getah bening (Nodus/N).
  • Adanya metastasis (Metastasis/M).
Stadium dibagi menjadi:
  1. Stadium I: Tumor ≤7 cm, terbatas di ginjal.
  2. Stadium II: Tumor >7 cm, masih di ginjal.
  3. Stadium III: Menyebar ke pembuluh darah/kelenjar getah bening sekitar.
  4. Stadium IV: Metastasis ke organ jauh (paru, tulang, hati).

Pentingnya Deteksi Dini

Kanker ginjal stadium awal sering tidak bergejala, sehingga kelompok berisiko tinggi (perokok, obesitas, riwayat keluarga) disarankan melakukan pemeriksaan kesehatan rutin. Deteksi dini melalui USG atau CT scan meningkatkan peluang kesembuhan dengan terapi yang tepat.

Pengobatan Kanker Ginjal 

Pengobatan kanker ginjal disesuaikan dengan stadium, jenis sel kanker, dan kondisi kesehatan pasien. Berikut adalah metode pengobatan utama yang umum digunakan:

1. Pembedahan

Pembedahan menjadi pilihan utama untuk kanker ginjal stadium awal.
  • Nefrektomi Parsial: Pengangkatan tumor dan sebagian jaringan sehat di sekitarnya, mempertahankan fungsi ginjal.
  • Nefrektomi Radikal: Pengangkatan seluruh ginjal, jaringan lemak, kelenjar adrenal, dan kelenjar getah bening di sekitarnya.
  • Teknik Invasif Minimal: Laparoskopi atau pembedahan robotik dengan sayatan kecil, mengurangi masa pemulihan dan risiko komplikasi.

2. Imunoterapi

Mengaktifkan sistem kekebalan tubuh untuk melawan sel kanker:
  • Inhibitor PD-1/PD-L1: Pembrolizumab (Keytruda) dan Nivolumab (Opdivo) memblokir protein yang menghambat respons imun.
  • Inhibitor CTLA-4: Ipilimumab dikombinasikan dengan Nivolumab untuk kanker stadium lanjut risiko menengah/rendah.
  • Interleukin-2 (IL-2): Digunakan pada stadium lanjut untuk merangsang sel T menghancurkan sel kanker.

3. Terapi Target

Menghambat molekul spesifik yang mendukung pertumbuhan kanker:
  • Inhibitor Tirosin Kinase: Sunitinib, Pazopanib, dan Cabozantinib menghalangi pembentukan pembuluh darah tumor.
  • Inhibitor mTOR: Everolimus dan Temsirolimus memperlambat pertumbuhan sel kanker dengan mengganggu sinyal seluler.

4. Terapi Ablasi

Untuk pasien yang tidak bisa menjalani operasi:
  • Krioterapi: Membekukan tumor dengan nitrogen cair.
  • Ablasi Radiofrekuensi (RFA): Menghancurkan tumor menggunakan panas dari gelombang radio.

5. Radioterapi

Menggunakan sinar radiasi untuk mengendalikan gejala atau memperlambat pertumbuhan kanker pada stadium lanjut. Efektif untuk metastasis ke tulang atau otak.

6. Kemoterapi

Biasanya digunakan sebagai terapi tambahan karena kanker ginjal kurang responsif. Contoh obat: Cisplatin atau Gemcitabine, dengan efek samping seperti rambut rontok dan mual.

7. Terapi Kombinasi

  • Imunoterapi + Terapi Target: Contohnya Pembrolizumab dengan Lenvatinib untuk kanker stadium lanjut.
  • Operasi + Terapi Sistemik: Pengangkatan tumor diikuti imunoterapi/terapi target untuk mencegah kekambuhan.

8. Pengawasan Aktif

Pemantauan rutin melalui tes darah dan pencitraan untuk tumor kecil (<3 cm) atau pasien dengan risiko operasi tinggi.

Efek Samping Pengobatan

  • Operasi: Perdarahan, infeksi, atau gagal ginjal pada ginjal tersisa.
  • Imunoterapi: Kelelahan, ruam kulit, atau gangguan autoimun.
  • Terapi Target: Hipertensi, diare, atau gangguan hati.
  • Radioterapi: Luka bakar kulit, kelelahan ekstrem.

Prognosis

  • Stadium I-II: Tingkat kesembuhan mencapai 90% dengan operasi.
  • Stadium III: Kombinasi operasi dan terapi sistemik meningkatkan harapan hidup.
  • Stadium IV (Metastasis): Fokus pada pengendalian gejala dan memperpanjang usia dengan imunoterapi/terapi target.
Deteksi dini dan penanganan multidisiplin (medis, psikologis, nutrisi) sangat penting untuk hasil terbaik. Konsultasi rutin dengan dokter diperlukan untuk menyesuaikan rencana pengobatan sesuai perkembangan kondisi

Komplikasi Kanker Ginjal

Kanker ginjal dapat menimbulkan berbagai komplikasi serius, baik akibat perkembangan penyakit maupun efek samping pengobatan. Berikut penjelasannya:

1. Komplikasi Fisik

  • Hematuria (kencing berdarah): Darah dalam urine menyebabkan perubahan warna menjadi kemerahan atau kecokelatan, kadang disertai nyeri saat berkemih.
  • Hipertensi (tekanan darah tinggi): Gangguan fungsi ginjal dalam mengatur tekanan darah memicu kondisi sulit terkontrol.
  • Hiperkalsemia: Kadar kalsium darah berlebihan menyebabkan kelemahan otot, kebingungan, hingga risiko koma.
  • Gagal ginjal: Penurunan fungsi filtrasi ginjal akibat kerusakan jaringan, memicu penumpukan racun dalam darah.
  • Metastasis: Penyebaran sel kanker ke organ lain seperti:
    • Paru-paru: Sesak napas, batuk berdarah, atau efusi pleura (penumpukan cairan di paru).
    • Tulang: Nyeri tulang, patah tulang patologis, atau kompresi saraf tulang belakang.
    • Hati: Gangguan fungsi hati, kuning pada kulit, atau penumpukan racun.
    • Otak: Sakit kepala atau gangguan neurologis.
  • Efusi pleura: Cairan menumpuk di selaput paru akibat metastasis, mengganggu pernapasan.
  • Peningkatan sel darah merah: Memicu risiko penggumpalan darah dan penyumbatan pembuluh darah.
  • Anemia: Kelelahan ekstrem, kulit pucat, dan sesak napas akibat rendahnya sel darah merah.

2. Komplikasi dari Pengobatan

  • Pascaoperasi:
    • Perdarahan, infeksi, atau cedera organ sekitar.
    • Gagal ginjal pada ginjal tersisa (setelah nefrektomi).
  • Imunoterapi: Ruam kulit, kelelahan, atau gangguan autoimun.
  • Terapi target: Hipertensi, diare, gangguan hati, atau pembengkakan tangan/kaki.
  • Radioterapi: Luka bakar kulit, mual, atau penurunan imunitas.
  • Kemoterapi: Rambut rontok, muntah, anemia, dan risiko infeksi.
  • Ablasi atau embolisasi: Perdarahan lokal atau kerusakan jaringan sekitar.

3. Gangguan Sistemik Lain

  • Penurunan berat badan drastis: Akibat kehilangan nafsu makan dan peningkatan metabolisme sel kanker.
  • Demam berkepanjangan: Tanpa infeksi jelas, sering disertai keringat malam.
  • Kelelahan kronis: Karena anemia atau efek samping pengobatan.

Pentingnya Penanganan Dini

Komplikasi kanker ginjal sering muncul pada stadium lanjut. Deteksi dini melalui pemeriksaan rutin (USG atau CT scan) pada kelompok berisiko (perokok, obesitas, riwayat keluarga) dapat mencegah perkembangan komplikasi. Penanganan kombinasi (operasi, terapi sistemik, dan dukungan nutrisi) diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien

Pencegahan Kanker Ginjal

Kanker ginjal dapat dicegah dengan mengelola faktor risiko dan menerapkan pola hidup sehat. Meskipun tidak ada jaminan mutlak, langkah-langkah berikut dapat mengurangi risiko berkembangnya penyakit ini:

1. Gaya Hidup Sehat

  • Berhenti Merokok: Merokok meningkatkan risiko kanker ginjal hingga 30% karena racun dalam rokok merusak sel ginjal. Berhenti merokok membantu pemulihan fungsi ginjal dan meningkatkan sistem imun.
  • Kontrol Berat Badan: Obesitas meningkatkan risiko kanker ginjal melalui ketidakseimbangan hormon. Pertahankan indeks massa tubuh (IMT) ideal dengan diet seimbang dan aktivitas fisik.
  • Olahraga Rutin: Lakukan aktivitas fisik minimal 30 menit/hari, seperti jalan cepat, bersepeda, atau berenang. Olahraga membantu mengontrol berat badan, tekanan darah, dan meningkatkan metabolisme.

2. Pola Makan Sehat

  • Perbanyak Buah dan Sayur: Konsumsi makanan kaya serat, antioksidan, dan vitamin (contoh: brokoli, bayam, berry) untuk melindungi sel dari kerusakan.
  • Batasi Garam dan Lemak Jenuh: Hindari makanan olahan, daging merah berlebihan, serta makanan tinggi gula atau garam.
  • Hindari Alkohol: Konsumsi alkohol berlebih meningkatkan risiko kanker hati dan ginjal.

3. Manajemen Kesehatan

  • Kontrol Tekanan Darah: Hipertensi yang tidak terkontrol merusak pembuluh darah ginjal. Pantau tekanan darah secara rutin dan konsumsi obat sesuai anjuran dokter.
  • Hindari Paparan Bahan Kimia Berbahaya: Gunakan alat pelindung diri jika bekerja di lingkungan dengan paparan trikloroetilen, asbes, atau kadmium.

4. Deteksi Dini

  • Pemeriksaan Rutin untuk Kelompok Berisiko: Orang dengan riwayat keluarga, penyakit ginjal kronis, atau sindrom genetik (seperti Von Hippel-Lindau) disarankan melakukan USG atau CT scan secara berkala.
  • Waspada Gejala Awal: Segera konsultasi ke dokter jika mengalami hematuria (darah dalam urine), nyeri pinggang persisten, atau penurunan berat badan drastis.

5. Pengelolaan Penyakit Bawaan

  • Diabetes dan Penyakit Ginjal Kronis: Kontrol kadar gula darah dan fungsi ginjal melalui pengobatan teratur untuk mencegah komplikasi.

6. Tidur Cukup dan Kelola Stres

  • Istirahat 7-8 Jam/Hari: Tidur berkualitas membantu regenerasi sel dan menjaga keseimbangan hormon.
  • Kurangi Stres: Teknik relaksasi seperti meditasi atau yoga dapat mencegah kebiasaan tidak sehat (misal: makan berlebihan atau merokok).

Pentingnya Kesadaran

Kanker ginjal stadium awal sering tidak bergejala, sehingga pencegahan proaktif dan pemeriksaan kesehatan rutin menjadi kunci. Kelompok berisiko tinggi (perokok, obesitas, usia di atas 50 tahun) perlu lebih waspada. Dengan kombinasi pola hidup sehat dan deteksi dini, risiko kanker ginjal dapat diminimalkan secara signifikan.

Pertanyaan Umum (Q&A) Kanker Ginjal

Berikut adalah beberapa pertanyaan umum (Q&A) terkait kanker ginjal beserta jawabannya:

1. Apa itu kanker ginjal?

Kanker ginjal adalah kondisi ketika sel-sel di ginjal tumbuh secara tidak normal dan tidak terkendali, membentuk tumor. Tumor ini dapat berkembang di salah satu atau kedua ginjal dan berpotensi menyebar ke organ lain.

2. Apa penyebab kanker ginjal?

Penyebab pasti kanker ginjal belum diketahui, tetapi mutasi genetik pada sel ginjal menjadi faktor utama. Beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan terkena kanker ginjal meliputi:
  • Merokok
  • Obesitas
  • Hipertensi
  • Riwayat keluarga dengan kanker ginjal
  • Paparan bahan kimia tertentu
  • Penyakit genetik seperti sindrom Von Hippel-Lindau

3. Apa saja gejala kanker ginjal?

Gejala kanker ginjal sering kali tidak muncul pada tahap awal. Namun, pada tahap lanjut, gejala yang umum meliputi:
  • Darah dalam urine (hematuria)
  • Nyeri punggung bawah atau pinggang
  • Benjolan di area pinggang
  • Penurunan berat badan tanpa sebab jelas
  • Kelelahan ekstrem
  • Demam berkepanjangan

4. Bagaimana cara mendiagnosis kanker ginjal?

Diagnosis kanker ginjal dilakukan melalui:
  • Pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan pasien.
  • Tes darah dan urine untuk memeriksa fungsi ginjal.
  • Pencitraan seperti USG, CT scan, atau MRI untuk mendeteksi tumor.
  • Biopsi untuk analisis jaringan tumor jika diperlukan.

5. Apa saja pilihan pengobatan untuk kanker ginjal?

Pengobatan bergantung pada stadium kanker dan kondisi pasien, meliputi:
  • Pembedahan: Nefrektomi parsial (mengangkat sebagian ginjal) atau nefrektomi radikal (mengangkat seluruh ginjal).
  • Terapi target: Menghambat pertumbuhan sel kanker dengan obat-obatan tertentu.
  • Imunoterapi: Merangsang sistem kekebalan tubuh untuk melawan sel kanker.
  • Ablasi: Menghancurkan tumor dengan panas atau dingin.
  • Radioterapi: Digunakan untuk mengendalikan gejala pada stadium lanjut.
  • Kemoterapi: Jarang digunakan karena kurang efektif pada kanker ginjal.

6. Apakah kanker ginjal dapat dicegah?

Meskipun tidak ada cara pasti untuk mencegahnya, risiko dapat dikurangi dengan:
  • Berhenti merokok
  • Menjaga berat badan ideal
  • Mengontrol tekanan darah
  • Menghindari paparan bahan kimia berbahaya
  • Menerapkan pola makan sehat dan olahraga rutin

7. Siapa yang berisiko terkena kanker ginjal?

Kanker ginjal lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita, terutama pada usia di atas 50 tahun. Faktor risiko lainnya meliputi riwayat keluarga, obesitas, hipertensi, dan paparan bahan kimia tertentu.

8. Apakah kanker ginjal bisa disembuhkan?

Tingkat kesembuhan tergantung pada stadium saat diagnosis dilakukan. Pada stadium awal, peluang sembuh sangat tinggi setelah pembedahan. Namun, pada stadium lanjut dengan metastasis, pengobatan lebih difokuskan pada pengendalian gejala dan memperpanjang harapan hidup.

9. Apa komplikasi yang mungkin terjadi akibat kanker ginjal?

Komplikasi dapat mencakup:
  • Gagal ginjal
  • Metastasis ke organ lain seperti paru-paru, tulang, atau hati
  • Hiperkalsemia (kadar kalsium tinggi)
  • Anemia akibat gangguan produksi sel darah merah

10. Kapan harus ke dokter jika mencurigai adanya gejala?

Segera konsultasikan ke dokter jika mengalami gejala seperti darah dalam urine, nyeri pinggang persisten, atau penurunan berat badan drastis tanpa sebab jelas. Deteksi dini sangat penting untuk meningkatkan peluang keberhasilan pengobatan