Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menanti Vaksin Pencegah Demam Berdarah Dengue

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah salah satu penyakit menular yang menjadi perhatian serius di Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Dengan angka kejadian yang tinggi, terutama di musim hujan, pencegahan DBD menjadi prioritas utama. Salah satu langkah pencegahan yang kini semakin banyak diperbincangkan adalah vaksinasi dengue. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang vaksin DBD, efektivitasnya, serta tantangan yang dihadapi dalam penggunaannya.

Apa Itu Vaksin Dengue?

Vaksin dengue adalah imunisasi yang dirancang untuk melindungi tubuh dari infeksi virus dengue. Vaksin ini mengandung virus dengue yang telah dilemahkan sehingga tidak menyebabkan penyakit tetapi mampu merangsang sistem kekebalan tubuh untuk memproduksi antibodi. Antibodi ini akan membantu tubuh mengenali dan melawan virus jika terjadi infeksi di kemudian hari.Virus dengue memiliki empat serotipe berbeda (DENV-1 hingga DENV-4). Seseorang yang terinfeksi salah satu serotipe tidak akan kebal terhadap serotipe lainnya, sehingga risiko infeksi ulang tetap ada. Oleh karena itu, vaksin dengue dirancang untuk memberikan perlindungan terhadap keempat serotipe tersebut.

Jenis-Jenis Vaksin Dengue

Saat ini, terdapat dua jenis vaksin dengue yang telah tersedia dan mendapat izin edar di Indonesia:
  1. Dengvaxia (CYD-TDV)
    • Direkomendasikan untuk individu berusia 9–16 tahun yang sudah pernah terinfeksi virus dengue sebelumnya.
    • Diberikan dalam tiga dosis dengan interval enam bulan.
    • Efektivitasnya mencapai 67,5% untuk mencegah kasus DBD simtomatik pada individu seropositif.
  2. Qdenga (TAK-003)
    • Cocok untuk individu berusia 6–45 tahun, baik yang sudah maupun belum pernah terinfeksi dengue.
    • Diberikan dalam dua dosis dengan interval tiga bulan.
    • Efikasinya mencapai 80,2% berdasarkan uji klinis.

Manfaat Vaksin Dengue

  1. Mengurangi Risiko Infeksi Berat
    Vaksinasi dapat mencegah gejala berat pada individu yang terinfeksi virus dengue setelah vaksinasi. Hal ini penting mengingat infeksi sekunder sering kali lebih parah dibandingkan infeksi pertama.
  2. Meningkatkan Kekebalan Komunitas (Herd Immunity)
    Dengan cakupan vaksinasi yang luas, risiko penyebaran virus dapat ditekan sehingga melindungi individu yang tidak dapat divaksinasi.
  3. Mengurangi Beban Kesehatan
    Kasus DBD berat sering kali memerlukan rawat inap dan pengobatan intensif. Dengan vaksinasi, angka rawat inap akibat DBD dapat berkurang secara signifikan.

Tantangan dalam Implementasi Vaksin Dengue

  1. Efektivitas pada Seronegatif
    Vaksin Dengvaxia hanya efektif pada individu yang sudah pernah terpapar virus dengue sebelumnya (seropositif). Pada individu seronegatif, vaksin ini justru dapat meningkatkan risiko infeksi berat jika mereka terpapar virus setelah vaksinasi.
  2. Biaya
    Harga vaksin dengue masih relatif mahal dan belum termasuk dalam program imunisasi nasional di Indonesia, sehingga akses masyarakat terhadap vaksin ini terbatas.
  3. Kebutuhan Skrining
    Sebelum pemberian vaksin Dengvaxia, diperlukan tes laboratorium untuk memastikan status seropositif penerima vaksin, yang menambah biaya dan waktu.
  4. Kesadaran Masyarakat
    Kurangnya informasi mengenai manfaat dan keamanan vaksin dengue membuat tingkat penerimaan masyarakat terhadap vaksin ini masih rendah.

Efek Samping Vaksin Dengue

Seperti halnya imunisasi lainnya, pemberian vaksin dengue dapat menimbulkan efek samping ringan hingga sedang, seperti:
  • Nyeri atau kemerahan di lokasi suntikan.
  • Demam ringan.
  • Nyeri otot atau sendi.
  • Lemas atau kelelahan sementara.
Efek samping serius sangat jarang terjadi dan umumnya tidak berhubungan langsung dengan vaksin.

Pentingnya Pencegahan Lain Selain Vaksinasi

Meskipun vaksinasi adalah langkah penting, pencegahan lain tetap harus dilakukan untuk mengurangi risiko penularan DBD:
  • Melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan metode 3M Plus: Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang barang bekas.
  • Menggunakan kelambu atau lotion anti nyamuk.
  • Menanam tanaman pengusir nyamuk seperti lavender atau serai.
  • Melakukan fogging secara berkala di daerah endemis.

Pertanyaan Umum (Q&A)

Q: Apakah semua orang bisa mendapatkan vaksin dengue?
A: Tidak. Pemberian vaksin tergantung pada usia dan riwayat infeksi sebelumnya. Misalnya, Dengvaxia hanya diberikan kepada individu seropositif berusia 9–16 tahun, sedangkan Qdenga dapat diberikan kepada individu usia 6–45 tahun tanpa memandang riwayat infeksi.

Q: Apakah vaksin dengue sepenuhnya mencegah infeksi?
A: Tidak sepenuhnya. Vaksin membantu mencegah gejala berat dan komplikasi jika seseorang terinfeksi virus dengue setelah divaksinasi.

Q: Apakah anak-anak perlu divaksinasi?
A: Anak-anak di daerah endemis sangat disarankan untuk divaksinasi sesuai rekomendasi dokter agar terlindung dari risiko DBD berat.

Q: Berapa lama perlindungan dari vaksin dengue bertahan?
A: Perlindungan dari vaksin bervariasi tergantung jenisnya. Studi menunjukkan bahwa antibodi dari Qdenga dapat bertahan hingga beberapa tahun setelah pemberian dosis lengkap.

Q: Apakah ada efek samping serius dari vaksin dengue?
A: Efek samping serius sangat jarang terjadi. Sebagian besar efek samping bersifat ringan seperti nyeri di lokasi suntikan atau demam ringan.

Kesimpulan

Vaksin dengue adalah inovasi penting dalam upaya pencegahan demam berdarah dengue, terutama di negara tropis seperti Indonesia. Dengan adanya dua jenis vaksin—Dengvaxia dan Qdenga—masyarakat memiliki pilihan untuk melindungi diri dari risiko infeksi berat akibat virus dengue. Namun demikian, tantangan seperti biaya tinggi dan kebutuhan skrining harus segera diatasi agar cakupan vaksinasi dapat diperluas.

Selain itu, strategi pencegahan lain seperti PSN 3M Plus tetap harus dilakukan untuk mengurangi populasi nyamuk pembawa virus. Dengan kombinasi antara pencegahan lingkungan dan imunisasi yang efektif, harapan untuk menekan angka kejadian DBD semakin besar.