Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Intermittent Fasting: 5 Manfaat dan Risiko Diet yang Lagi Hits!

Intermittent fasting, atau puasa intermiten, telah menjadi tren diet yang semakin populer dalam beberapa tahun terakhir. Konsepnya sederhana: Anda tidak membatasi apa yang Anda makan, tetapi kapan Anda makan. Alih-alih mengikuti diet ketat dengan aturan makanan tertentu, Anda mengatur jadwal makan Anda dengan periode puasa dan makan yang bergantian.


Namun, seperti halnya tren diet lainnya, intermittent fasting juga memiliki manfaat dan risiko yang perlu Anda pertimbangkan sebelum mencobanya.

Mengenal Intermittent Fasting:

Intermittent fasting bukan tentang apa yang Anda makan, tetapi kapan Anda makan. Ini adalah pola makan yang melibatkan siklus bergantian antara periode makan dan puasa. Ada berbagai metode intermittent fasting, tetapi yang paling umum adalah:

  • Metode 16/8: Anda berpuasa selama 16 jam setiap hari dan makan dalam rentang waktu 8 jam. Contohnya, Anda bisa berpuasa dari pukul 19.00 hingga 13.00 keesokan harinya.
  • Metode 5:2: Anda makan normal selama 5 hari dalam seminggu dan membatasi asupan kalori menjadi 500-600 kalori selama 2 hari dalam seminggu.
  • Metode Eat-Stop-Eat: Anda berpuasa selama 24 jam sekali atau dua kali seminggu.

Manfaat Intermittent Fasting:

  • Penurunan Berat Badan: Intermittent fasting telah terbukti efektif untuk menurunkan berat badan. Sebuah studi yang diterbitkan dalam The American Journal of Clinical Nutrition menemukan bahwa intermittent fasting menyebabkan penurunan berat badan yang lebih besar daripada diet konvensional.
  • Peningkatan Sensitivitas Insulin: Intermittent fasting telah terbukti meningkatkan sensitivitas insulin, yang membantu tubuh menggunakan glukosa dengan lebih efisien. Hal ini dapat membantu mencegah resistensi insulin dan diabetes tipe 2.
  • Perlindungan Terhadap Penyakit Jantung: Intermittent fasting telah terbukti menurunkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dan meningkatkan kadar kolesterol HDL (kolesterol baik). Hal ini dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung.
  • Perlindungan Terhadap Kanker: Intermittent fasting telah terbukti memiliki efek anti-kanker pada hewan laboratorium. Beberapa penelitian pada manusia menunjukkan bahwa intermittent fasting dapat membantu mencegah dan mengobati kanker.
  • Peningkatan Fungsi Otak: Intermittent fasting telah terbukti meningkatkan fungsi otak dan melindungi terhadap penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson.

Risiko Intermittent Fasting:

  • Kekurangan Nutrisi: Intermittent fasting dapat menyebabkan kekurangan nutrisi penting jika tidak dilakukan dengan benar. Pastikan Anda mengonsumsi makanan yang kaya nutrisi selama periode makan.
  • Kelelahan dan Kelemahan: Intermittent fasting dapat menyebabkan kelelahan dan kelemahan, terutama pada awal diet.
  • Masalah Pencernaan: Intermittent fasting dapat menyebabkan masalah pencernaan seperti sembelit, diare, dan gangguan pencernaan.
  • Efek Samping Lainnya: Intermittent fasting dapat menyebabkan efek samping lainnya seperti sakit kepala, pusing, dan perubahan suasana hati.
  • Tidak Cocok untuk Semua Orang: Intermittent fasting tidak cocok untuk semua orang, terutama bagi:
    • Wanita hamil dan menyusui: Puasa dapat mengganggu perkembangan janin dan produksi ASI.
    • Anak-anak: Anak-anak membutuhkan nutrisi yang cukup untuk tumbuh dan berkembang.
    • Orang dengan kondisi kesehatan tertentu: Orang dengan diabetes, gangguan makan, tekanan darah rendah, atau penyakit lainnya harus berkonsultasi dengan dokter sebelum mencoba intermittent fasting.
    • Orang yang sedang dalam pengobatan: Intermittent fasting dapat berinteraksi dengan beberapa jenis obat.
    • Orang yang memiliki riwayat gangguan makan: Intermittent fasting dapat memicu gangguan makan.

Contoh Penerapan Intermittent Fasting:

  • Metode 16/8: Anda bisa berpuasa dari pukul 19.00 hingga 13.00 keesokan harinya. Anda bisa makan sarapan sekitar pukul 13.00, makan siang sekitar pukul 17.00, dan makan malam sekitar pukul 21.00.
  • Metode 5:2: Anda bisa makan normal selama 5 hari dalam seminggu dan membatasi asupan kalori menjadi 500-600 kalori selama 2 hari dalam seminggu. Anda bisa memilih 2 hari dalam seminggu untuk berpuasa, seperti hari Senin dan Kamis.
  • Metode Eat-Stop-Eat: Anda bisa berpuasa selama 24 jam sekali atau dua kali seminggu. Anda bisa memilih untuk berpuasa dari pukul 19.00 hingga 19.00 keesokan harinya.

Tips Mengakali Rasa Lapar Saat Intermittent Fasting:

  • Minum Banyak Air Putih: Air putih membantu mengisi perut dan mengurangi rasa lapar.
  • Minum Teh atau Kopi Tanpa Gula: Teh atau kopi tanpa gula bisa membantu mengurangi rasa lapar dan meningkatkan energi.
  • Makan Makanan yang Kaya Serat: Makanan kaya serat membantu kamu merasa kenyang lebih lama, sehingga kamu tidak mudah lapar.
  • Berlatih Meditasi atau Yoga: Meditasi atau yoga bisa membantu mengalihkan perhatian dari rasa lapar dan mengurangi stres.

Kesimpulan:

Intermittent fasting dapat menjadi pilihan yang efektif untuk menurunkan berat badan, meningkatkan sensitivitas insulin, dan melindungi terhadap penyakit kronis. Namun, penting untuk diingat bahwa diet ini tidak selalu aman dan berkelanjutan. Jika kamu ingin mencoba intermittent fasting, konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk memastikan diet ini aman dan sesuai dengan kondisi kesehatanmu. Ingat, diet yang berhasil adalah diet yang kamu nikmati dan bisa kamu pertahankan dalam jangka panjang.

Ingat, diet yang berhasil adalah diet yang kamu nikmati dan bisa kamu pertahankan dalam jangka panjang. Jika kamu ingin mencoba intermittent fasting, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk memastikan diet ini aman dan sesuai dengan kondisi kesehatanmu.