Cara Mencegah Kanker Payudara Inflamasi dan Cara Mengobatinya
Kanker payudara inflamasi adalah jenis langka dari kanker payudara yang terjadi ketika sel-sel kanker menginvasi pembuluh limfatik yang ada di bawah kulit payudara. Kanker payudara inflamasi ditandai dengan peradangan yang menyebabkan payudara tampak merah, bengkak, dan terasa hangat. Gejala ini terjadi karena sel kanker menyumbat pembuluh limfatik di kulit, yang menyebabkan cairan dan sel darah putih menumpuk di payudara.
Ciri-Ciri Kanker Payudara Inflamasi
- Perubahan pada kulit payudara: Salah satu ciri utama kanker payudara inflamasi adalah perubahan pada kulit payudara. Kulit payudara mungkin tampak kemerahan, terasa hangat, dan terlihat seperti terluka atau terinfeksi. Kulit juga dapat menjadi kasar, berkerut, atau terlihat seperti kulit jeruk.
- Pembengkakan payudara: Kanker payudara inflamasi dapat menyebabkan pembengkakan pada payudara yang terkena. Payudara yang terinfeksi dapat terasa lebih besar atau lebih berat dari biasanya.
- Nyeri dan sensasi tidak nyaman: Beberapa wanita dengan kanker payudara inflamasi mengalami nyeri pada payudara yang terkena. Sensasi seperti terbakar, gatal, atau nyeri dada juga dapat terjadi.
- Perubahan pada puting susu: Puting susu mungkin mengalami perubahan, seperti retraksi (masuk ke dalam) atau perubahan bentuk. Ada juga kemungkinan keluarnya cairan dari puting susu yang tidak berhubungan dengan menyusui.
- Pembesaran kelenjar getah bening: Kanker payudara inflamasi seringkali mempengaruhi kelenjar getah bening di area ketiak. Kelenjar getah bening dapat membengkak dan terasa nyeri.
Penyebab Kanker Payudara Inflamasi
- Peradangan kronis: Peradangan kronis pada jaringan payudara dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara inflamasi. Peradangan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk infeksi, kerusakan jaringan, atau respons sistem kekebalan tubuh yang berlebihan.
- Faktor genetik: Sejumlah mutasi genetik yang terkait dengan kanker payudara, seperti mutasi gen BRCA1 dan BRCA2, dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara inflamasi. Namun, tidak semua kasus kanker payudara inflamasi terkait dengan faktor genetik ini.
- Usia: Kanker payudara inflamasi biasanya didiagnosis pada wanita yang lebih muda daripada jenis kanker payudara lainnya. Meskipun dapat terjadi pada usia berapa pun, risikonya meningkat pada wanita yang berusia di bawah 40 tahun.
- Riwayat keluarga: Jika ada riwayat kanker payudara inflamasi dalam keluarga Anda, maka Anda mungkin memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan kondisi ini. Faktor genetik dan lingkungan dapat berperan dalam risiko ini.
- Obesitas: Beberapa penelitian telah menunjukkan hubungan antara obesitas dan risiko kanker payudara inflamasi. Adiposit (jaringan lemak) menghasilkan hormon dan bahan kimia yang dapat mempengaruhi pertumbuhan sel-sel kanker.
- Radiasi sebelumnya: Paparan radiasi pada area dada sebelumnya, seperti dalam pengobatan kanker pada masa lalu, dapat meningkatkan risiko kanker payudara inflamasi.
Gejala Kanker Payudara Inflamasi
- Pembengkakan: Payudara yang terkena kanker payudara inflamasi biasanya terlihat lebih besar dari biasanya dan terasa berat atau penuh.
- Kemerahan: Payudara yang terkena kanker payudara inflamasi biasanya terlihat kemerahan atau merah muda. Kulit pada payudara juga mungkin tampak mengkilap atau terlihat seperti kulit jeruk.
- Pemanasan: Payudara yang terkena kanker payudara inflamasi mungkin terasa lebih hangat dari biasanya.
- Nyeri: Nyeri pada payudara dapat terjadi, meskipun hal ini juga bisa terjadi pada kondisi payudara lainnya yang non-kanker.
- Pembengkakan kelenjar getah bening: Kanker payudara inflamasi juga dapat menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening di ketiak atau di daerah sekitar payudara.
Cara Mencegah Kanker Payudara Inflamasi
- Menjaga pola makan sehat: Konsumsi makanan yang kaya serat, seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, dan protein tanpa lemak, seperti ikan dan kacang-kacangan. Hindari makanan olahan, makanan cepat saji, dan makanan tinggi lemak jenuh.
- Menjaga berat badan yang sehat: Obesitas dapat meningkatkan risiko perkembangan kanker payudara. Tetap aktif secara fisik dan berusaha menjaga berat badan yang sehat melalui kombinasi diet seimbang dan olahraga teratur.
- Olahraga teratur: Lakukan olahraga aerobik seperti berjalan kaki, jogging, bersepeda, atau berenang setidaknya 150 menit per minggu. Latihan fisik yang teratur dapat membantu mengurangi risiko perkembangan kanker payudara.
- Menghindari konsumsi alkohol: Minum alkohol dalam jumlah yang berlebihan telah terkait dengan peningkatan risiko kanker payudara. Untuk mencegah kanker payudara inflamasi, disarankan untuk menghindari alkohol atau membatasi konsumsinya.
- Hindari merokok: Rokok dan paparan asap rokok memiliki hubungan dengan peningkatan risiko perkembangan kanker payudara. Jika Anda merokok, berhenti sekarang juga.
- Pemeriksaan payudara sendiri: Lakukan pemeriksaan payudara secara rutin untuk mendeteksi perubahan apa pun yang terjadi. Jika Anda menemukan benjolan, perubahan warna, atau tanda-tanda lainnya, segera konsultasikan dengan dokter.
- Pemeriksaan payudara oleh dokter: Lakukan pemeriksaan payudara secara teratur oleh dokter atau ahli kesehatan yang berkompeten. Pemeriksaan payudara yang teratur dapat membantu mendeteksi perubahan apa pun dengan lebih awal.
- Menjaga gaya hidup sehat secara umum: Tidur yang cukup, mengelola stres dengan baik, dan menghindari paparan bahan kimia berbahaya atau radiasi yang berlebihan juga dapat membantu mengurangi risiko perkembangan kanker payudara.
Makanan Penyebab Kanker Payudara Inflamasi
- Konsumsi makanan tinggi serat: Buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, dan kacang-kacangan tinggi serat dapat membantu menjaga kesehatan secara keseluruhan.
- Pilih lemak sehat: Mengonsumsi lemak sehat dari sumber seperti ikan berlemak (salmon, sarden), alpukat, kacang-kacangan, dan minyak zaitun dapat membantu menjaga keseimbangan hormon dan mengurangi peradangan.
- Batasi konsumsi daging merah dan olahannya: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi daging merah berlebihan dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Sebaiknya, gantilah dengan sumber protein nabati seperti kacang-kacangan, kedelai, atau produk olahannya.
- Kurangi konsumsi alkohol: Mengonsumsi alkohol dalam jumlah besar telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara. Disarankan untuk membatasi konsumsi alkohol atau menghindarinya sepenuhnya.
- Pertahankan berat badan yang sehat: Obesitas dan kelebihan berat badan telah terkait dengan peningkatan risiko kanker payudara. Mengadopsi pola makan sehat dan menjaga gaya hidup aktif dapat membantu menjaga berat badan yang sehat.
Cara Mengobati Kanker Payudara Inflamasi
- Kemoterapi: Kemoterapi digunakan untuk menghancurkan sel-sel kanker di seluruh tubuh. Ini dapat dilakukan sebelum operasi untuk mengecilkan tumor, setelah operasi untuk membunuh sel-sel kanker yang mungkin tersisa, atau sebagai perawatan utama jika operasi tidak mungkin dilakukan.
- Radioterapi: Radioterapi menggunakan sinar tinggi energi untuk menghancurkan sel-sel kanker. Ini sering digunakan setelah operasi untuk membunuh sel-sel kanker yang mungkin tersisa di area sekitar payudara atau kelenjar getah bening.
- Operasi: Prosedur bedah dapat dilakukan untuk mengangkat tumor dan jaringan yang terkena, seperti operasi pengangkatan tumor (lumpektomi) atau mastektomi, tergantung pada ukuran dan penyebaran kanker.
- Terapi hormon: Jika tumor payudara positif hormon, terapi hormon seperti tamoxifen atau inhibitor aromatase dapat direkomendasikan untuk mengurangi pertumbuhan kanker yang dipicu oleh hormon.
- Terapi target: Beberapa jenis kanker payudara inflamasi mungkin memiliki mutasi genetik tertentu yang dapat ditargetkan dengan obat-obatan tertentu, seperti trastuzumab untuk kanker payudara HER2-positif.
- Imunoterapi: Imunoterapi adalah metode pengobatan yang melibatkan penggunaan sistem kekebalan tubuh untuk melawan kanker. Beberapa obat imunoterapi telah digunakan dalam pengobatan kanker payudara, dan dapat digunakan dalam beberapa kasus kanker payudara inflamasi.
- Perawatan suportif: Selama pengobatan, penting untuk menjaga kesehatan umum dan kesejahteraan fisik dan emosional. Ini melibatkan perawatan suportif seperti manajemen nyeri, dukungan psikologis, dan pemantauan rutin oleh tim medis.